Mei 10, 2025

Rajawalitv : Siaran TV Terbaru Berakhir Tahun 2025

Forbes 2025 mencatat Tujuh Konglomerat stasiun Televisi di Indonesia.

Generasi Z dan Pola Konsumsi Siaran TV di Tahun 2025

Di tahun 2025, Generasi Z—yang lahir antara 1997 hingga 2012—memasuki usia produktif, dengan daya beli yang semakin meningkat dan pengaruh budaya yang besar. Namun, generasi ini dikenal sebagai kelompok yang tidak lagi menonton TV seperti generasi sebelumnya. Mereka tidak duduk terpaku di depan layar televisi setiap malam; alih-alih, mereka mengonsumsi konten secara digital, on-demand, dan personal.

Fenomena ini mengubah lanskap industri penyiaran secara drastis. Artikel ini membahas bagaimana Generasi Z di tahun 2025 mengonsumsi siaran televisi, apa yang mereka cari, serta bagaimana industri TV merespons perubahan ini.


📉 TV Tradisional Mulai Ditinggalkan

Survei dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa jumlah penonton TV tradisional dari kalangan Gen Z terus menurun. Beberapa faktor penyebabnya adalah:

  • Kurangnya fleksibilitas waktu tonton

  • Iklan yang dianggap mengganggu

  • Konten yang kurang relevan atau terasa ketinggalan zaman

  • Dominasi media sosial dan platform streaming

Generasi Z cenderung ingin mengontrol kapan, di mana, dan bagaimana mereka menonton sesuatu. Model siaran tetap atau linier (jadwal tetap) tidak lagi cocok dengan gaya hidup multitasking dan mobile-first mereka.


📱 Platform Streaming Jadi Raja Baru

Alih-alih menonton siaran TV Gen Z kini lebih memilih:

  • YouTube

  • Netflix, Disney+ dan Prime Video

  • TikTok untuk klip pendek

  • Twitch untuk siaran langsung game

  • Instagram dan Reels untuk hiburan cepat

Yang menarik, Gen Z tidak hanya pasif menonton, tetapi juga aktif membuat dan menyebarkan konten mereka sendiri. Ini menciptakan siklus media dua arah, bukan satu arah seperti televisi tradisional.


⏱️ Durasi Pendek, Dampak Besar

Gen Z terkenal dengan perhatian pendek atau attention span yang lebih singkat. Ini bukan berarti mereka tidak bisa fokus, tetapi mereka memilih dengan cepat konten yang relevan dan menarik.

Siaran dengan durasi 1–3 menit lebih disukai, kecuali untuk acara yang benar-benar memiliki storytelling kuat, seperti serial atau dokumenter mini.

Inilah sebabnya:

  • Klip singkat acara TV populer diunggah ulang ke YouTube atau TikTok

  • TV news mulai membuat segmen 60 detik untuk platform digital

  • Bahkan talk show dan variety show kini membuat “cut version” untuk media sosial


📲 Interaktivitas Jadi Kunci

Tidak seperti TV konvensional, platform digital memungkinkan interaksi langsung, baik melalui komentar, voting, atau bahkan live chat.

Gen Z menyukai siaran yang terasa personal, seperti:

  • Live streaming dengan chat aktif

  • Voting hasil kompetisi reality show

  • Host yang membalas komentar secara real time

Model “penonton hanya menonton” sudah ditinggalkan. Kini, penonton ingin menjadi bagian dari acara.


🧠 Konten Edukatif dan Sosial Lebih Menarik

Meski sering dicap konsumtif, Gen Z juga punya ketertarikan kuat terhadap isu:

  • Kesehatan mental

  • Lingkungan hidup

  • Keadilan sosial

  • Kewirausahaan dan keuangan

Program siaran TV yang sukses di Gen Z biasanya menggabungkan hiburan dengan edukasi atau advokasi. Mereka tidak suka konten yang terasa terlalu dibuat-buat, tetapi menyukai yang otentik dan jujur.


📉 Tantangan bagi Industri TV

Pergeseran pola konsumsi ini membuat situs rajazeus terbaru industri penyiaran menghadapi banyak tantangan, antara lain:

  • Penurunan rating pada saluran konvensional

  • Pengiklan berpindah ke platform digital

  • Produksi konten harus lebih cepat dan responsif

  • Persaingan dari kreator individu yang tidak bergantung pada studio besar

Industri TV kini dituntut untuk beradaptasi, bukan hanya dengan membuat konten digital, tapi juga mengubah cara berpikir mereka tentang “siaran”.


🌟 Peluang: Hybrid Broadcasting

Meskipun TV tradisional mulai kehilangan daya tarik, format hybrid justru menjadi solusi masa depan. Contohnya:

  • Acara TV ditayangkan live, lalu langsung tersedia versi on-demand-nya

  • Pemirsa bisa ikut memberikan suara atau komentar melalui aplikasi

  • Saluran TV membuat konten eksklusif khusus TikTok atau Instagram

Konvergensi media menjadi arah baru. TV tidak harus mati—asal bisa bertransformasi.

BACA JUGA: Drama, Musik, dan Reality Show: Daya Tarik Siaran TV China di Era Digital

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.